Mengelola Bisnis, Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona

Kondisi perekonomian global dipastikan melemah akibat wabah virus corona (Covid 19) yang tengah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sejumlah sektor usaha di Indonesia bahkan harus menerima imbas dari dampak yang ditimbulkan baik itu dampak dari social distancing, karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Bank Indonesia (BI) sendiri telah melakukan survei terhadap 3.719 pelaku usaha di seluruh Indonesia. Pada Kuartal I 2020, ditemukan penurunan kegiatan usaha, baik itu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Penurunan itu terjadi karena faktor utama yang disebabkan penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat wabah Corona.
Namun ada pula, sejumlah sektor usaha yang justru bertahan dan justru mengalami peningkatan di tengah pandemi Corona. Berdasarkan hasil survei Nielsen Maret 2020, 30 persen konsumen Indonesia lebih sering berbelanja online setelah pemberlakuan social distancing.
Bahkan angka tersebut diprediksi akan meningkat setelah diberlakukannya PSBB di sejumlah wilayah yang dinilai rawan penyebaran virus corona.
Belanja online juga kini mulai mengarah kepada kebutuhan-kebutuhan grosir dan rumah tangga sehari-hari. Sejumlah sektor yang mampu bertahan tersebut diantaranya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Selain itu, peningkatan permintaan belanja melalui online tersebut dipastikan akan mendongkrak bisnis logistik.
Nielsen juga merilis permintaan jasa pesan antar makanan mengalami kenaikan. Data yang dikumpulkan Nielsen Maret 2020, 22 persen mereka yang disurvei Nielsen mengaku lebih sering menggunakan layanan pesan antar makanan.
Bertahan di Tengah Wabah Corona
Harvard Business Review merilis sebuah laporan terkait bagaimana menaikkan bisnis saat pandemi corona seperti sekarang. Laporan tersebut diharpakan mampu mengidentifikasi risiko dan peluang model bisnis saat krisis.
Pertama, pengusaha harus mampu melihat dimensi inti dari bisnis yang sedang dijalankan agar mampu bertahan di tengah wabah virus corona. Di antaranya adalah pelanggan, skema dan rencana, serta, demonstrasi nilai dan kemampuan. Kedua, pebisnis juga harus menganalisis koneksi antara dimensi-dimensi tersebut. Ketiga, pebisnis atau pengusaha harus menentukan tujuan realistis untuk sebuah organisasi selama dan setelah krisis.
Pertama dari sisi pelanggan, para pebisnis harus mampu menilai dan mengevaluasi pelanggan di tengah krisis yang ada. Baik dari sisi permintaan pelanggan atau pengeluaran mereka. Selain itu, pengusaha juga harus mampu menganalisa potensi pelanggan baru yang akan disasar.
Kedua terkait praktik atau bagaimana bisnis yang dijalankan tersebut menjangkai konsumen terkait penjualan dan pemasaran. Pada saat pandemi virus corona seperti sekarang, pembatasan interaksi antara individu atau social distancing menyebabkan menurunnya interaksi langsung di antara masyarakat.
Pebisnis harus mulai menentukan potensi lain bagaimana sebuah produk dapat menjangkau konsumen, seperti menjangkau konsumen lewat online.
Ketiga yang tak kalah penting adalah kemampuan organisasi yang menjadi penggerak bisnis. Kemampuan organisasi memegang peranan dan memungkinkan sebuah perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Krisis saat ini yang dihadapi mungkin dapat mengganggu kemampuan dan skil seseorang, namun hal itu juga harus memprioritaskan kemampuan yang berbeda dan dibutuhkan. Seperti kebutuhan akan kemampuan dan fasilitas digital dan online yang saat ini dibutuhkan harus menjadi prioritas.
#