Planet Bumi. Foto: Pixabay

Bumi saat ini sedang merayakan kondisi yang terbaik dalam 50 tahun terakhir. Saat ini kondisi bumi mengalami penurunan secara drastis emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut.

Pernyataan tersebut diungkap Mohammad Darvish, anggota dari Dewan Keamanan Nasional untuk lingkungan merujuk dampak wabah virus corona (Covid 19) yang menyebar ke hampir seluruh belahan dunia.

Melansir Tehran Times, sejak awal tahun 2020, dan untuk pertama kalinya secara berturut-turut, emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut secara drastis telah menurun.

Kondisi tersebut menurut dia membuat emisi gas rumah kaca berada dalam kondisi yang sama dengan tahun 1990-an pada Maret 2020. Darvish mengatakan, kurangnya pergerakan manusia di alam dan lingkungan luar ruangan secara signifikan juga mengurangi jumlah polusi suara. Kondisi tersebut juga memudahkan ahli geologi untuk mempelajari kondisi kerak luar bumi.

Darvis juga mengatakan, pergerakan sekitar 3,5 miliar orang di bumi yang bepergian menggunakan alat transportasi seperti kereta api, mobil, pesawat, kapal, serta kegiatan konstruksi memberi dampak tekanan pada kerak luar bumi.

Sejak wabah virus corona, kata dia, hampir semua operasional tersebut dihentikan. Hal tersebut mengakibatkan tidak ada gempa yang terjadi karena pergerakan manusia. Sehingga hal itu membantu memudahkan para ahli geologi melakukan riset dan studi. Darvish juga mencatat akibat baik yang ditimbulkan bagi kondisi bumi.

Lapisan Ozon

Salah satu hal yang paling penting penyebab lapisan ozon berlubang adalah penggunaan gas chlorofluorocarbon (CFC) yang biasa digunakan pada kulkas.

Menurut Darvish, selama satu dekade penggunaan gas tersebut telah berkurang. Hal itu menyebabkan lapisan ozon telah diperbaiki selama lebih dari satu dekade.

Protokol Montreal untuk Konvensi Wina, mengakui tanggung jawab negara-negara dalam memperbaiki lapisan ozon dan telah menjadi salah satu konvensi lingkungan paling sukses. Gerakan itu telah menyelamatkan bumi dari kerusakan lapisan ozon. ]

Selain itu, pergerakan satelit, pesawat terbang, rudal dan aktivitas semacamnya juga mempengaruhi lapisan ozon. Selama dua bulan terakhir aktivitas itu telah menurun secara drastis.

Keanekaragaman Hayati

Penurunan keberadaan manusia di habitat alami sejak wabah virus corona, kata Darvish, membuat tingkat kehidupan satwa liar meningkat secara drastis.

Sementara itu, populasi satwa liar di sejumlah negara menurun dari 29 sampai 40 persen selama dekade terakhir. Peningkatan populasi satwa liar sejak wabah virus corona mulai meningkat.

Selain itu, berkurangnya wisatawan di habitat alami juga menjadi pemicu meningkatnya keanekaragaman hayati sejak penurunan industri pariwisata. Kegiatan berkemah dan berwisata di habitat alami satwa liar berkurang drastis dan mengurangi kebakaran hutan.

Wabah virus corona membuat bumi mampu “bernapas lebih dalam” karena ketidakhadiran manusia di sejumlah habitat alaminya. Menurut Darvish, semua spesies tumbuhan dan hewan bahkan serangga berkontribusi pada ketahanan bumi.

#